Program ini digunakan untuk memudahkan driver dalam memilih tempat parkir. Namun dalam program ini masih membutuhkan perbaikan. Selamat mencoba :)
/*****************************************************
This program was produced by the
CodeWizardAVR V2.05.3 Standard
Automatic Program Generator
© Copyright 1998-2011 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.
http://www.hpinfotech.com
Project :
Version :
Date : 12/4/2015
Author :siska
Company : pte 14
Comments:
Chip type : ATmega8535
Program type : Application
AVR Core Clock frequency: 12.000000 MHz
Memory model : Small
External RAM size : 0
Data Stack size : 128
*****************************************************/
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
// Alphanumeric LCD functions
#include <alcd.h>
#define ADC_VREF_TYPE 0x60
unsigned char a1=0;
unsigned char b2=0;
unsigned char c3=0;
unsigned char d4=0;
unsigned char reff=200;
// Read the 8 most significant bits
// of the AD conversion result
unsigned char read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCH;
}
// Declare your global variables here
void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Input/Output Ports initialization
// Port A initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;
// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;
// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTC=0x00;
DDRC=0x00;
// Port D initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTD=0x00;
DDRD=0x00;
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer1 Stopped
// Mode: Normal top=0xFFFF
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
// External Interrupt(s) initialization
// INT0: Off
// INT1: Off
// INT2: Off
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization
TIMSK=0x00;
// USART initialization
// USART disabled
UCSRB=0x00;
// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
// ADC initialization
// ADC Clock frequency: 93.750 kHz
// ADC Voltage Reference: AVCC pin
// ADC High Speed Mode: Off
// ADC Auto Trigger Source: Free Running
// Only the 8 most significant bits of
// the AD conversion result are used
ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;
ADCSRA=0xA7;
SFIOR&=0x0F;
// SPI initialization
// SPI disabled
SPCR=0x00;
// TWI initialization
// TWI disabled
TWCR=0x00;
// Alphanumeric LCD initialization
// Connections are specified in the
// Project|Configure|C Compiler|Libraries|Alphanumeric LCD menu:
// RS - PORTD Bit 0
// RD - PORTD Bit 1
// EN - PORTD Bit 2
// D4 - PORTD Bit 4
// D5 - PORTD Bit 5
// D6 - PORTD Bit 6
// D7 - PORTD Bit 7
// Characters/line: 16
lcd_init(16);
while (1)
{
// Place your code here
start:
{
while(2)
{
if(read_adc(0)>=200 && read_adc(2)>=200 && read_adc(4)>=200 && read_adc(6)>=200)
{
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Maaf Parkir");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Sudah Penuh :)");
while(3)
{
if(read_adc(0)<200||read_adc(2)<200||read_adc(4)<200||read_adc(6)<200)
{
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Selamat Datang");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Have fun :)");
delay_ms(300);
lcd_clear();
goto parkir;
}
}
}
else
{
goto parkir;
}
}
}
parkir:
{
a1=read_adc(0);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("P1:");
lcd_gotoxy(3,0);
if(read_adc(0)<reff)
{
lcd_putsf("E");
}
else
{
lcd_putsf("F");
}
b2=read_adc(2);
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("P2:");
lcd_gotoxy(3,1);
if(read_adc(2)<reff)
{
lcd_putsf("E");
}
else
{
lcd_putsf("F");
}
c3=read_adc(4);
lcd_gotoxy(6,0);
lcd_putsf("P3:");
lcd_gotoxy(9,0);
if(read_adc(4)<reff)
{
lcd_putsf("E");
}
else
{
lcd_putsf("F");
}
d4=read_adc(6);
lcd_gotoxy(6,1);
lcd_putsf("P4:");
lcd_gotoxy(9,1);
if(read_adc(6)<reff)
{
lcd_putsf("E");
}
else
{
lcd_putsf("F");
}
goto start;
}
}
}
Blog ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Sumber Belajar yang dibimbing oleh Bapak Wahyu Sakti G.I. Blog ini berisi kumpulan catatan-catatan kuliah di bidang teknik elektro. Elektrooo, salam setrum :D
Translate
Sabtu, 05 Desember 2015
Selasa, 01 Desember 2015
Elektronika Digital
TUGAS ELEKTRONIKA DIGITAL
“DEKODER, ENKODER, MULTIPLEKSER,
DEMULTIPLEKSER”
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Elektronika Digital
Dibimbing
oleh Bapak Suwasono
NAMA : SISKA DWI AMBARWATI
NIM : 140534603377
PRODI/OFF : PTE
14 - C
FAKULTAS
TEKNIK
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM
STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
MARET
2015
1.
DEKODER
a. Pengertian
Sebuah
Decoder adalah rangkaian logika yang menerima input-input biner dan
mengaktifkan salah satu output-nya sesuai dengan urutan biner input-nya. Decoder
merupakan rangkaian logika yang berfungsi mengkode ulang atau menafsirkan
kode-kode biner yang ada pada inputnya menjadi data asli pada outputnya, dan
fungsinya merupakan kebalikan dari fungsi encoder. Decoder dapat dbentuk menggunakan gerbang AND atau
OR.
Khusus
untuk BCD to 7 segment mempunyai prinsip kerja yang berbeda dengan
decoder-decoder yang lain, di mana kombinasi dari setiap inputnya dapat
mengaktifkan beberapa output line-nya (bukan salah satu line). Konfigurasi Pin IC Dekoder BCD Ke 7 Segmen 7447 Dan 7448
Jalur input data BCD, pin input ini terdiri dari 4 line input yang mewakili 4
bit data BCD dengan sebutan jalur input A, B, C dan D. Jalur ouput 7 segmen,
pin output ini berfungsi untuk mendistribusikan data pengkodean ke penampil 7
segmen 4.
b. Blok diagram
c. Tipe IC dan fungsi PIN
IC
74138
Bentuk fisik
Fungsi masing-masing PIN
a. Kaki 1,2,6,7 berfungsi sebagai inputan data
b. Kaki 3 berfungsi sebagai lamp test (menyalakan semua LED pada penampil
7 segmen)
c. Kaki 4 berfungsi sebagai penahan data output ke segmen 7
d. Kaki 5 sebagai penahan sinyal input
e. Kaki 8 sebagai ground
f. Kaki 9,10,11,12,13,14,15 berfungsi sebagai ouput data
g. Kaki 16 sebagai VCC
SN74LS48
Bentuk fisik
Fungsi masing-masing PIN
a. Kaki 1,2,6,7 sebagi input data
b. Kaki 3 berfungsi sebagai lamp test (menyalakan semua LED pada penampil
7 segmen)
c. Kaki 4 berfungsi sebagai penahan data output ke segmen 7
d. Kaki 5 sebagai penahan sinyal input
e. Kaki 8 sebagi ground
f. Kaki 9,10,11,12,13,14,15 berfungsi sebagai ouput data
g. Kaki 16 sebagai VCC
IC
7447
Bentuk fisik
Fungsi masing-masing PIN
a. Kaki 9,10,11,12,13,14,15 berfungsi sebagai output
b. Kaki 8 sebagi ground
c. Kaki 1,2,6,7 sebagai inputan data
d. Kaki 16 sebagai VCC
d. Rangkaian logika
IC 74138
IC
7447
e. Fungsi
Dekoder berfungsi untuk memudahkan
kita dalam menjalankan seven segmen, mengubah kode
bilangan biner BCD (Binary Coded Decimal) menjadi data tampilan untuk
penampil/display 7, dan dapat
mengembalikan proses encoding sehingga dapat melihat/menerima informasi aslinya
f.
Tabel kebenaran
IC
74138
Aplikasi
ini mengubah inputan berupa data BCD dan menghasilkan output data desimal yang
dimasukkan pada seven segment. Selain
itu, rangkaian decoder biasanya digunakan di system TV kabel, TV satelit,
ip-TV, maupun TV digital terestial. Rangkaian ini berguna untuk mengubah sinyal
digital yang diterima satelit, kabel, ataupun internet menjadi format analog
agar dapat ditampilkan ke layar TV analog.
2.
ENKODER
a. Pengertian
Sebuah
rangkaian Encoder menterjemahkan keaktifan salah satu inputnya menjadi
urutan bit-bit biner. Encoder terdiri dari beberapa input line, hanya salah
satu dari input-input tersebut diaktifkan pada waktu tertentu, yang selanjutnya
akan menghasilkan kode output N-bit. Gambar Encoder dalam
rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang memiliki
input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam format
bilangan biner. Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi
kode bilangan biner. . Dalam teori digital banyak ditemukan istilah encoder
seperti “Desimal to BCD Encoder” yang berarti rangkaian digital yang berfungsi
untuk mengkodekan line input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi
kode bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line
encoder” yang berarti rangkaian encoder dengan input 8 line dan output 3 line
(3 bit BCD).
Sebuah Enkoder harus memenuhi syarat
perancangan m < 2 n. Variabel m adalah kombinasi masukan dan n adalah jumlah
bit keluaran sebuah enkoder. Satu kombinasi masukan hanya dapat mewakili
satu kombinasi keluaran.
b. Blog Diagram
c. Tipe IC dan fungsi PIN
LS74SN148
Bentuk fisik
Fungsi dari masing-masing PIN tersebut adalah:
a)
Kaki 1,2,3,4,11,12,13 sebagai
inputan
b)
Kaki 5 sebagai inputan terakhir
yang langsung menuju pada gerbang akhir
c)
Kaki 6,7,9 sebagai output
rangkaian
d)
Kaki 8 sebagai ground
e)
Kaki 9 sebagai output rangkain ke
1 dari gerbang OR (A0)
f)
Kaki 10 sebagai inputan ke inputan
pertama ke gerbang AND (0)
g)
Kaki 14 sebagai output dari
inputan E1 dan hasil output dari E0
h)
Kaki 15 sebagai output pertama
dari gerbang AND tunggal (E0)
i)
Kaki 16 sebagai input dari VCC
LS74SN147
Bentuk fisik
Fungsi dari masing-masing PIN tersebut adalah:
a)
Kaki 1,2,3,4,5,10,11,12,13 inputan
data
c)
Kaki 8 sebagai ground
d)
Kaki 15 pada IC ini tidak
digunakan (tidak berfungsi)
d. Rangkaian logika
IC LS74SN148
e. Fungsi
Encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi berkebalikan dengan
dekoder. Rangkaian logika yang berfungsi mengubah data yang ada pada inputnya
menjadi kode-kode biner pada outputnya.
f. Tabel
kebenaran
g. Aplikasi
Papan
ketik yang terdiri atas karakter, angka, dan karakter khusus yang kira-kira
terdiri atas 84 karakter. Setiap karakter dipilih dengan menekan sebuah tombol
pada papan ketik (keyboard). Berikut adalah contoh aplikasi rangkaian:
Rangkaian encoder diaplikasikan
pada rangkaian diatas sebagai pengubah inputan dari keypad menuju output yang
berupa tampilan angka di seven segmen.
3.
MULTI
PLEKSER
a. Pengertian
Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver / Mux. Dan untuk di sisi penerima, gabungan sinyal - sinyal itu akan kembali di pisahkan sesuai dengan tujuan masing – masing.
Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver / Mux. Dan untuk di sisi penerima, gabungan sinyal - sinyal itu akan kembali di pisahkan sesuai dengan tujuan masing – masing.
Multiplekser adalah suatu peranti yang mampu
menyalurkan beberapa jalur data ke satu jalur luaran. Multiplekser mempunyai
satu atau lebih sinyal masukan yang terhubung pada masukannya. Pemilihan
saluran masukan dilakukan oleh sinyal kontrol.
Multiplexer (MUX) atau
selector data adalah suatu rangkaian logika yang menerima beberapa input data,
dan untuk suatu saat tertentu hanya mengizinkan satu data input masuk ke
output, yang diatur oleh input selektor. Oleh karena itu, MUX memiliki fungsi
sebagai pengontrol digital. MUX memiliki kanal input lebih besar dari 1 (minimal
2 atau kelipatan 2), dan hanya memiliki 1 kanal output. Jumlah selektor dilihat
dari banyaknya kanal input (n)
b. Blok
Diagram
c. Tipe
IC dan Fungsi PIN
SN74LS258B
Bentuk fisik
Fungsi masing-masing
PIN
a) Kaki
1 sebagai select (pemilih)
b) Kaki
2,3,5,6,10,11,13,14 berfungsi sebagai inputan
c) Kaki
4,7,9,12 berfungsi sebagai output
d) Kaki
8 sebagai ground
e) Kaki
15 sebagai stobe
f) Kaki
16 sebagai VCC
SN74LS257B
Bentuk fisik
Fungsi masing-masing
PIN
b) Kaki
2,3,5,6,10,11,13,14 berfungsi sebagai inputan
c) Kaki
4,7,9,12 berfungsi sebagai output
d) Kaki
8 sebagai ground
e) Kaki
15 sebagai stobe
f) Kaki
16 sebagai VCC
SN74LS251
Bentuk fisik
Fungsi masing-masing
PIN
a) Kaki
1,2,3,4,12,13,14,15 berfungsi sebagi inputan data
b) Kaki
5 dan 6 sebagai output
c) Kaki
7 sebagai masukan enable
d) Kaki
8 sebgai ground
e) Kaki
9,10,11 sebagai pemilih data yang akan dikeluarkan
f) Kaki
16 sebagi VCC
d. Rangkaian Logika
SN74LS258B
SN74LS257
SN74LS251
e. Fungsi
Multiplekser
berfungsi sebagai:
-
Penyeleksi inputan data
-
Menentukan Data routing
(perjalanan data) Multiplekser biasanya menentukan perjalanan data dari satu
sumber data diantara beberapa sumber ke satu tujuan.
-
Operation sequencing
(pengurutan operasi)
-
Konversi parallel ke
seri
Kebanyakan
system digital memproses data biner secara parallel (seluruh bit secara
serentak), karena teknik ini lebih cepat. Tetapi apabila data ini harus
disalurkan ke tempat-tempat yang relative jauh, susunan parallel ini menjadi
tidak efektif, karena memerlukan banyak saluran transmisi.Oleh karena itu, data
biner berbentuk parallel sering diubah menjadi bentuk seri sebelum disalurkan
ke tujuan yang jauh.
-
Menghasilkan bentuk
gelombang
f. Tabel
Kebenaran
IC
LS74SN257B dan IC LS74SN258B
IC
SN74LS251
g. Aplikasi
Misalnya
pada jaringan transmisi jarak jauh, baik menggunakan kabel ataupun media udara
(wireless atau radio). Contoh lainnya adalah jaringan komunikasi seluler
seperti GSM yang dapat menjangkau jarak 100m-35km, CDMA, radio penyiaran,
coaxial TV. Aplikasi lainnya adalah penampil 7 segmen 4 digit seperti dibawah
ini
Proses menyalakan
penampil 7 segmen 4 digit pada rangkaian diatas dilakukan secara bergantian
yang dikontrol oleh mikrokontroler. Misalkan untuk menampilkan angka 1234 pada
penampil 7 segmen 4 digit tersebut dilkukan secara bertahap dengan cepat
sebagai berikut. Pertama mengirim kode BCD “1” ke jalur input dekoder 74LS247
dan mengaktifkan ruas penampil digit pertama saja dan display yang lain
dimatikan. Kemudian mengirimkan kode BCD “2” ke jalur input dekoder 74LS247 dan
hanya mengaktifkan penampil pada digit kedua saja dan yang lain di off-kan.
Kemudian mengirimkan kode BCD “3” ke jalur input dekoder 74LS247 dan menyalakan
hanya digit ke 3 dan digit penampil 7 segmen yang lain di off-kan. Kemudian
mengirikan data BCD “4” ke jalur input dekoder 74LS247 dan menyalakan hanya
digit ke 4 dan digit penampil 7 segmen yang lain di off-kan. Prose ini
dilakukan dengan cepat dan memberikan waktu tunda pada setiap menyalakan 1
ruas/digit penampil 7 segmen sehingga seolah-olah semua penampil nyala secara
bersamaan.
4.
DEMULTIPLEKSER
a. Pengertian
Merupakan kebalikan dari Multiplexer.
Mempunyai satu input data dan beberapa output (yang di control oleh selector
untuk menentukan keluaran yang diinginkan). Demultiplekser
adalah suatu rangkaian yang mendistribusikan satu masukan ke lebih dari satu
luaran. Demultiplekser disebut juga data distributor. Pemilihan saluran luaran
dilakukan oleh sinyal kontrol. Sinyal kontrol merupakan masukan yang berfingsi
untuk mengarahkan setiap sinyal masukan pada saluran luaran yang dipilih.
Suatu demultiplekser dengan n sinyal kontrol akan
memiliki 2n saluran luaran.Demultiplekser (De-Mux)
atau disebut juga distributor data. De-Mux memiliki satu kanal input yang
didistribusikan ke beberapa kanal output. Selektor input menentukan ke output
mana input data akan didistribusikan.
b. Blok
diagram
c. Tipe
IC dan fungsi PIN
IC
SN74LS154
Bentuk fisik
Fungsi masing-masing
PIN
a) Kaki
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13,14,15,16,17 sebagai output rangakaian.
b) Kaki
12 sebagai ground
c) Kaki
18,19 sebagai select
d) Kaki
20,21,22,23 sebagai input data
e) Kaki
24 sebagai VCC
SN74LS155 dan SN74LS156
Bentuk fisik
Fungsi masing-masing
PIN
a) Kaki
1 dan 15 sebagi inputan data
b) Kaki
2 dan 14 sebagai strobe
c) Kaki
3 dan 13 sebagi select (pemilih data inputan yang akan dikeluarkan)
d) Kaki
4,5,6,7,9,10,11,12 sebagai output
e) Kaki
8 sebagai ground
f) Kaki
16 sebagi VCC
IC
DM74LS138
Bentuk fisik
Fungsi masing-masing
PIN
a) Kaki
1,2,3 berfungsi sebagai select (inputan data yang dapat dipilih salah satu)
b) Kaki
4,5,6 berfungsi sebagai enable (untuk memeilih keluaran mana yang akan
mengeluarkan data)
c) Kaki
7,9,10,11,12,13,14,15 sebagai output data
d) Kaki
8 sebagai ground
e) Kaki
16 sebagai VCC
d. Rangkaian
logika
SN74LS155 dan
SN74LS156
e. Fungsi
Pembagi aliran data tunggal ke dalam beberapa sinyal
asli. Dengan menggunakan sinyal kendali, kita dapat
mengatur penyaluran masukan pada keluaran tertentu yang diinginkan. Sinyal
kendali ini akan mengatur bagian mana atau alamat (address) mana yang akan
diaktifkan atau dipilih. Perangkat demultiplexer disebut juga distribusi data
atau penyalur data (data distributor) yaitu sebuah rangkaian logika yang
menerima hanya satu masukan data dan melewatkan ke salah satu di antara
beberapa keluaran.
f. Tabel
kebenaran
DM74LS138
SN74LS155 dan
SN74LS156
IC
SN74LS154
g. Aplikasi
Aplikasi diatas digunakan untuk memilih data dari beberapa switch, kemudian mentransmisikan pada satu jalur data, selanjutnya data tersebut diuraikan kembali oleh demultiplexer, sesuai dengan data aslinya, dalam satu waktu. Untuk selec input atau addres input pada simulasi ini digunakan counter 2 bit menggunakan JK Flip flop, dan Timer Ne555 sebagai sinyal generatornya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Asisten Dosen. 2015. Modul 2: Encoder dan Decoder.
Malang : Universitas Negeri Malang.
2. Tim Asisten Dosen. 2015. Modul 3: Multiplexer dan
Demultiplexer. Malang : Universitas Negeri Malang.
4. Data
sheet SN7442A,DM74LS47, SN74LS48, LS74SN147, LS74SN148, SN74LS257B, SN74LS25B1,
SN74LS155, SN74LS156, SN74LS154, DM74LS138
Langganan:
Postingan (Atom)