Translate

Sabtu, 28 November 2015

Jobsheet Mahasiswa Sensor Cahaya

SENSOR CAHAYA

A.    TUJUAN PEMBELAJARAN
1)      Mahasiswa mengetahui karakteristik berbagai sensor cahaya.
2)      Mahasiswa dapat menguji berbagai sensor cahaya terhadap besaran fisis.
3)      Mahasiswa dapat merancang berbagai jenis sensor cahaya terhadap besaran fisis.
4)      Mahasiswa dapat menganalisis karakteristik sensor cahaya.

B.     DASAR TEORI
Sensor cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya, bias cahaya yang mengenai benda atau ruangan yang diproses dan dikondisikan lalu dirubah menjadi besaran listrik. Secara umum, suatu sensor cahaya akan dikelompokkan dalam 2 sifat, yaitu :
1.      Bersifat Resistif, artinya perubahan-perubahan intensitas cahaya akan mempengaruhi nilai resistansi dalam rangkaian.
2.      Bersifat Kapasitif, artinya perubahan-perubahan intensitas cahaya akan mempengaruhi nilai kapasitansi dalam rangkaian.

1.      LDR (Light Dependent Resistor)
Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis  resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri. LDR sering disebut dengan alat atau sensor yang berupa resistor yang peka terhadap cahaya. Biasanya LDR terbuat dari cadmium sulfida yaitu merupakan bahan semikonduktor yang resistansinya berubah-ubah menurut banyaknya cahaya (sinar) yang mengenainya. Resistansi LDR pada tempat yang gelap biasanya mencapai sekitar 10 MΩ, dan ditempat terang LDR mempunyai resistansi yang turun menjadi sekitar 150 Ω. Seperti halnya resistor konvensional, pemasangan LDR dalam suatu rangkaian sama persis seperti pemasangan resistor biasa.

Gambar 1. Bentuk Fisik LDR (Light Dependent Resistor)

Prinsip Kerja LDR Pada dasarnya LDR terbuat dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya. Pada saat gelap atau intensitas cahaya rendah, bahan tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya sedikit elektron yang dihasilkan untuk mengangkut muatan elektrik. Hal ini berarti, pada saat keadaan gelap atau intensitas cahaya rendah, maka LDR akan menjadi konduktor yang buruk, sehingga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau intensitas cahaya rendah. Pada saat terang atau intensitas cahaya tinggi, bahan tersebut lebih banyak menghasilkan elektron yang lepas dari atom. Sehingga akan lebih banyak elektron yang dihasilkan untuk mengangkut muatan elektrik. Hal ini berarti, pada saat terang atau intensitas cahaya tinggi, maka LDR menjadi konduktor yang baik, sehingga LDR memiliki resistansi yang kecil pada saat terang atau intensistas cahaya tinggi.

2.      Photodioda
Sensor photodioda akan mengalami perubahan resistansi pada saat menerima intensitas cahaya dan akan mengalirkan arus listrik secara forward sebagaimana dioda pada umumnya. Photodioda biasanya terintegrasi pada sebuah rangkaian elektronik, dan pada rangkaian tersebut terdapat penguat amplifier, photodiode tersebut secara langsung terhubung dengan current to voltage converter, tegangan yang dihasilkan sebanding dengan arus yang juga sebanding dengan intensitas cahaya. Arus ini umumnya teratur terhadap power density (Dp). Perbandingan antara arus keluaran dengan power density disebut sebagai current responsitivity. Arus yang dimaksud adalah arus bocor ketika photodioda tersebut disinari dan dalam keadaan dipanjar mundur.
Gambar 2. Bentuk fisik Photodioda
Photodioda memanfaatkan efek foton yang membawa muatan di deplesi layer pada diode sambungan pn: ketika foton diserap, photodioda membentuk pasangan elektron yang mengisi setiap  hole. Sedangkan muatan yang dibawa tetap berada dalam bahan ini disebut internal photoeffect. Dan tegangan yang arahnya berlawanan membuat muatan yang dibawa mengalami penyimpangan ke arah eksternal elektroda sehingga memproduksi arus yang nilainya sebanding dengan intensitas cahaya. Mekanisme tersebut beralainan dengan prinsip kerja LED dan laser diode. Beberapa muatan tersebut yang berpindah sepanjang sambungan p-n akan hilang selama proses rekombinasi. Selama proses rekombinasi, bandwith dari diode pn tidak akan melampaui 10 MHz, namun muatan yang berpindah pada sambungan mengalami panjar mundur.
Jika photodioda tidak terkena cahaya, maka tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian pembanding, jika photodioda terkena cahaya maka photodioda akan bersifat sebagai tegangan, sehingga Vcc dan photodioda tersusun seri, akibatnya terdapat arus yang mengalir ke rangkaian pembanding.
Gambar 3. Prinsip Kerja Photodioda
Beberapa karakteristik photodioda, antara lain:
1.      Arus bergantung linier pada intensitas cahaya
2.      Respons frekuensi bergantung pada bahan (Si 900nm, GaAs 1500nm, Ge 2000nm)
3.      Digunakan sebagai sumber arus
4.      Junction capacitance turun menurut tegangan bias mundurnya
5.      Junction capacitance menentukan respons frekuensi arus yang diperoleh
Gambar 4. Karakteristik Arus – Tegangan ( I-V ) pada Fotodioda
Tanggapan frekuensi sensor photodioda tidak luas. Dari rentang tanggapan itu, sensor photodioda memiliki tanggapan paling baik terhadap cahaya infra merah, tepatnya pada cahaya dengan panjang gelombang sekitar 0,9 µm. Kurva tanggapan sensor photodioda ditunjukkan pada gambar berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRuNh7GMbJIk7HHdiJZRBnlPkNpHAjiuN9XaAwjOU6kbiYWw9UNm_gQTewNaXN7H_-009yhWUaRLSZzYWYljZhpwGuf9YETLJa6NaitDQHc5RmwUZHVmdBVVqHIKlYkrApKvU-7a8zGtez/s1600/kurva+respon+frekuensi.jpg
Gambar 5. Kurva Tanggapan Frekuensi Sensor Photodioda
Hubungan antara keluaran sensor photodioda dengan intensitas cahaya yang diterimanya ketika dipanjar mundur adalah membentuk suatu fungsi yang linier. Hubungan antara keluaran sensor photodioda dengan intensitas cahaya ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 6. Keluaran Photodioda dengan Intensitas Cahaya
Kelebihan photodioda : Respon cepat, Sensitivitas cahaya tinggi, Sambungan kapasitansi kecil, Bebas dari Pb. Aplikasi photodioda adalah dalam photodioda kecepatan tinggi, mesin fotokopi, pendeteksi kebakaran dan mesin game.




3.      Phototransistor
Phototransistor merupakan jenis transistor yang bias basisnya berupa cahaya infra merah. Besarnya arus yang mengalir di antara kolektor dan emitor sebanding dengan intensitas cahaya yang diterima photo transistor tersebut. Photo transistor sering digunakan sebagai saklar terkendali cahaya inframerah, yaitu memanfaatkan keadaan jenuh (saturasi) dan mati (cut off) dari phototransistor tersebut.
Gambar 7. Bentuk Fisik Photo Transistor

Prinsip Kerja Sensor Phototransistor
: Sambungan antara basis dan kolektor, dioperasikan dalam catu balik dan berfungsi sebagai fotodioda yang merespon masuknya sinar dari luar. Bila tak ada sinar yang masuk, arus yang melalui sambungan catu balik sama dengan nol. Jika sinar dari energi photon cukup dan mengenai sambungan catu balik, penambahan pasangan hole dan elektron akan terjadi dalam depletion region, menyebabkan sambungan menghantar. Jumlah pasangan hole dan elektron yang dibangkitkan dalam sambungan akan sebanding dengan intensitas sinar yang mengenainya. Sambungan antara basis emitor dapat dicatu maju, menyebabkan piranti ini dapat difungsikan sebagai transistor bipolar konvensional. Terminal basis dari photo transistor tidak membutuhkan sambungan (no connect) untuk bekerja. Jika basis tidak disambung dan VCE adalah positif, sambungan basis kolektor akan berlaku sebagai fotodioda yang dicatu balik. Arus kolektor dapat mengalir sebagai tanggapan dari salah satu masukan, dengan arus basis atau masukan intensitas sinar L1.
Prisip kerja photo transistor untuk menjadi saklar yaitu saat pada basis menerima cahaya infra merah maka photo transistor akan berada pada keadaan jenuh (saturasi dan saat tidak menerima cahaya infra merah photo transistor berada dalam kondisi mati (cut off) Stuktur phototransistor mirip dengan transistor bipolar (bipolar junctoin transistor). Pada daerah basis dapat dimasuki sinar dari luar melalui suatu celah transparan dari luar kamasan taransistor. Celah ini biasanya dilindungi oleh suatu lensa kecil yang memusatkan sinar di tepi sambungangan basis emitor.
Komponen ini memiliki sifat yang sama dengan transistor yaitu menghasilkan kondisi cut off dan saturasi. Perbedaannya yaitu, bilamana pada transistor kondisi cut off terjadi saat tidak ada arus yang mengalir melalui basis ke emitor dan kondisi saturasi terjadi saat ada arus mengalir melalui basis ke emitor maka pada phototransistor kondisi cut off terjadi saat tidak ada cahaya infrared yang diterima dan kondisi saturasi terjadi saat ada cahaya infrared yang diterima. Kondisi cut off adalah kondisi di mana transistor berada dalam keadaan OFF sehingga arus dari collector tidak mengalir ke emitor. Pada rangkaian gambar diatas, arus akan mengalir dan membias basis transistor Q2 C9014. Kondisi saturasi adalah kondisi di mana transistor berada dalam keadaan ON sehingga arus dari collector mengalir ke emitor dan menyebabkan transistor Q2 tidak mendapat bias atau OFF. Phototransistor ST8-LR2 memiliki sudut area 15 derajat dan lapisan pelindung biru yang melindungi sensor dari cahaya-cahaya liar. Pada phototransistor yang tidak dilengkapi dengan lapisan pelindung ini, cahaya-cahaya liar dapat menimbulkan indikasi-indikasi palsu yang terkirim ke CPU dan mengacaukan proses yang ada di sana.
Karakteristik Foto Transistor, antara lain :
1.                                                                           Dalam rangkaian jika menerima cahaya akan berfungsi sebagai resistan.
2.                                                                           Dapat menerima penerimaan cahaya yang redup (kecil).
3.    Semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima, maka semakin besar pula resistan yang dihasilkan.
4.                                                                           Memerlukan sumber tegangan yang kecil.
5.                                                                           Menghantarkan arus saat ada cahaya yang mengenainya.
6.                                                                           Penerimaan cahaya dilakukan pada bagian basis.
7.                                                                           Apabila tidak menerima cahaya maka tidak akan menghantarkan arus.

Aplikasi komponen ini sebagai sensor peraba adalah digunakan bersama dengan LED Infrared yang dipancarkan ke permukaan tanah. Apabila permukaan tanah atau lantai berwarna terang, maka sinyal infrared akan dikembalikan ke sensor dan diterima oleh ST8-LR2. Namun bila permukaan tanah atau lantai berwarna gelap, maka sinyal infrared akan diserap dan hanya sedikit atau bahkan tidak ada yang kembali.

4.      LM 324
LM324 adalah  Penguat operasional (Operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu komponen elektronika berupa sirkuit terintegrasi (integrated circuit atau IC) yang terdiri atas bagian differensial amplifier, common emiter amplifier dan bagian push-pull amplifier. Bagian output Op-amp ini biasanya dikendalikan dengan umpan balik negatif (negative feedback) karena nilai gain-nya yang tinggi. Keuntungan dari penggunaan Op Amp adalah karena komponen ini memiliki penguatan (A) yang sangat besar, Impedansi input yang besar, (Zin >>) dan Impedansi Output yang kecil (Zout <<). Selain dari itu, kemampuan interval frekuensi dari komponen ini sangat lebar.
Gambar 8. Simbol Penguat Operasional Amplifier

Penggunaan dari Op-amp meliputi: amplifier atau penguat biasa (non-Inverting Amplifier), Inverting Amplifier, komputer analog (operasi jumlah, kurang,integrasi, dan diferensiasi), dll. Jenis Op-amp yang populer dipakai adalah chip 741. Penguat operasional adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground).
Karakteristik dari Op Amp ideal:
a.       Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = - ∞
b.      Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOf = 0
c.       Hambatan masukan (input resistance) RI = ∞
d.      Hambatan keluaran (output resistance) RO
e.       Lebar pita (band width) BW = ∞ = 0
f.       Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
g.      Karakteristik tidak berubah dengan suhu














C.    ALAT DAN BAHAN
1.      Modul trainer sensor cahaya                           1 buah
2.      Avo meter digital                                            2 buah
3.      Power supply                                                  2 buah
4.      Jack banana                                                     secukupnya
5.      Kabel penghubung (jumper)                           secukupnya

D.    KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1.      Pelajari dan pahami petunjuk praktikum pada lembar kegiatan praktikum.
2.      Pastikan tegangan keluaran catu daya sesuai yang dibutuhkan.
3.      Periksalah terlebih dahulu semua komponen aktif maupun pasif sebelum digunakan.
4.      Sebelum catu daya dihidupkan hubungi dosen pendamping untuk mengecek kebenaran rangkaian.
5.      Kalibrasi alat ukur yang akan digunakan.
6.      Dalam menggunakan meter kumparan putar, mulailah dari batas ukur yang besar. Bila simpangan terlalu kecil dan masih di bawah batas ukur yang lebih rendah,turunkan batas ukur.
7.      Yakinkan tempat anda bekerja aman dari sengatan listrik.
8.      Hati-hati dalam penggunaan peralatan praktikum !

E.     LANGKAH KERJA PRAKTIKUM
1.      Langkah Percobaan
a)    Siapkan alat dan bahan (trainer sensor cahaya)
b)   Hubungkan jack ke trainer sensor cahaya.




c)    Hubungkan catu daya 5V pada jack VCC dan ground pada jack GND
d)   Untuk output sensor, hubungkan jack merah sensor pada jack merah 1 untuk LDR, jack merah 2 untuk photodioda, atau jack merah 3 untuk phototransistor.
e)    Pasang lux meter pada kotak hitam yang tersedia pada trainer asli untuk melihat intensitas cahaya dari lampu.
f)    Hubungkan catu daya sebesar 5 V ke jack merah A (dimer) untuk menyalakan.
g)   Pasang avometer 1 untuk melihat tegangan yang digunakan untuk mengatur tegangan ke dimer.
h)   Atur tegangan dimer di pot dimer dengan memutar potensiometer.
i)     Pasang avometer 2 pada jack merah 1 dan ground untuk melihat tegangan output sensor.
j)     Untuk menghitung output differensial, maka hubungkan jack merah 1(output sensor) pada jack merah 2 differensial.
k)   Hubungkan jack merah 4 pada jack merah 3 differensial.
l)     Lalu ukur tegangan output differensial.
m) Catat tegangan yang dihasilkan Vout pada penguat  sesuai dengan tabel.

F.     HASIL PERCOBAAN
1.      No.
Tegangan Lampu
(V)
Intensitas Cahaya
(lux)
Jenis Sensor
LDR
Photodioda
Phototransistor
V SENSOR (V)
V differen (V)
V sensor (V)
V differen (V)
V sensor (V)
V differen (V)
1








2








3








4








5








6








7









G.    GRAFIK HASIL PERCOBAAN
a.      Grafik LDR
b.      Grafik Photodioda
c.       Grafik Phototransistor
H.    ANALISIS
Buatlah analisis dari percobaan diatas!
            ...............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
I.       KESIMPULAN
........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

J.      SOAL LATIHAN
1.      Apa prinsip kerja dari LDR, Photodioda, Phototransistor dan LM324 ?
2.      Apa fungsi dari differensial dan buffer ?
3.      Gambarlah rancangan rangkaian aplikasi sensor cahaya ! Jelaskan cara kerjanya !




Tidak ada komentar:

Posting Komentar